Gadget, Tantangan Dalam Dunia Pendidikan
Copas..
Gadget, Tantangan Dalam Dunia Pendidikan
Budi
Dharmawan,S.Pd,MT (GURU SMKN 2 BATUSANGKAR)
Tidak
dapat dipungkiri, telepon gengam merupakan penemuan paling spektakuler pada
abad ini. Alat komunikasi ini ditemukan oleh Martin Cooper, pegawai Motorola
pada tahun 1973. Motorola sendiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang radio dan telekomunikasi.
Pada
awalnya berfungsi hanya untuk melakukan komunikasi dua arah tanpa menggunakan
kabel pesawat/wireless. Namun seiring perkembangan zaman, alat komunikasi ini
telah bertranformasi menjadi benda canggih yang mampu melakukan banyak fungsi
sekaligus yang kita kenal dengan sebutan gadget. Selain untuk komunikasi, Hp
mulai dikembangkan sebagai sarana hiburan. Games, ringtone dan pemutar lagu
mulai dimasukan ke dalam Hp sehingga walkman mulai ditinggalkan.
Fungsi
Hp semakin canggih ketika mulai ditanamkan sistim operasi seperti android, IOS
dan windows sehingga bisa menjalankan banyak aplikasi seperti game, multimedia,
jejaring sosial, penyimpan data, internet dan bisnis, yang pada akhirnya kita
kenal dengan sebutan smartphone. Smartphone juga dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan sebagai media pembelajaran yang manfaatnya begitu terasa ketika pandemi
melanda dunia.
Pandemi
yang melahirkan sistim pembelajaran daring yang menggunakan media smartphone
menjadi pisau bermata dua dalam dunia pendidikan. Kenapa bisa begitu?
HP memiliki banyak manfaat. Fitur-fitur dalam hp membuat pelajar mampu
mengakses informasi/materi pembelajaran dalam waktu yang singkat.
Hp mampu menjadi pustaka, guru, mentor bagi siswa ketika belajar. Transfer ilmu
bisa berlansung cepat tanpa kendala. Tapi Pendidikan bukan semata kegiatan
mentransfer ilmu dan materi saja
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia
melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Sedangkan menurut Ki Hajar
Dewantara, Bapak Pendidikan di Indonesia, pendidikan ialah tuntunan tumbuh dan
berkembangnya anak.
Artinya,
pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap
anak, agar mereka mampu tumbuh dan berkembang, sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup
mereka.
Dari
dua pengertian di atas, pendidikan berfungsi untuk menyiapkan manusia tumbuh
dan berkembang dengan memiliki tata laku karakter, agar mereka bisa mencapai
kesuksesan. Pembentukan karakter siswa bisa dilakukan dengan mengikuti proses
yang dijalankan di sekolah.
Upacara
bendera, kultum, jadwal piket, perangkat lokal, organisasi sekolah dan eskul
merupakan upaya untuk membentuk rasa tanggung jawab, kemandirian, keberanian,
kejujuran dan kreatifitas siswa. Penggunaan gadget dalam lingkungan sekolah
menjadi tantangan yang berat dalam dunia pendidikan. Manfaat gadget belum mampu
mengimbangi dampak negatif yang ditimbulkan.
Dampak
negatif yang akan menyulitkan pendidik untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang
kuasa yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, berdikari,
rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan.
Banyaknya
aplikasi yang ditanamkan di dalam sebuah HP membuat fungsinya semakin beragam
mulai dari game untuk mengusir kejenuhan sampai yang dimanfaatkan untuk taruhan
atau judi online. Sebagai media hiburan, kita dapat melihat video musik, film,
konten berfaedah hingga yang tidak berfaedah.
Media
sosial yang merupakan platform digital yang menyediakan fasilitas untuk
melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya, dan menjadi wadah saling
berbagi seperti komunikasi, atau interaksi hingga memberikan informasi atau
konten berupa tulisan, foto dan video.
Komunikasi
dua arah di media sosial membuat jejaring ini tidak hanya digunakan untuk ajang
berbagi pengetahuan, bisnis, promosi, tapi juga digunakan untuk mengeluarkan komentar,
kritikan, hinaan dan perundungan yang mampu membuat orang trauma. Game,
video/youtube dan media sosial adalah aplikasi yang umum digunakan, termasuk
para siswa.
Baca Juga: SMP
Negeri 1 Kecamatan Harau, Jadikan Siswa Komunikatif Dengan Language Games
Tidak
fokus belajar menjadi salah satu dampak negatif gadget bagi pelajar. Hal ini
dikarenakan saat proses belajar berlangsung siswa bisa melakukan aktivitas lain
dengan HP. Misalnya bermain game, membuka pesan masuk, atau membuka media
sosial.
Awalnya
berniat hanya melakukan aktivitas tersebut sebentar tetapi kenyataannya tidak
demikian sehingga penjelasan guru banyak yang terlewatkan. Menggunakan HP
dengan tidak bijak akan membuat penggunanya menjadi kecanduan sehingga waktu
yang dimiliki habis untuk memainkannya.
Jika
sudah kecanduan siswa akan menjadi malas belajar. Akibatnya prestasi
akademiknya menjadi menurun. Penurunan kemampuan akademik merupakan dampak yang
terlihat di permukaan. Seperti fenomena gunung es. Ada dampak yang begitu
penting dan utama yang ditimbukan oleh penggunaan gadget yaitu degradasi
moral/penurunan karakter.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter atau watak adalah sifat batin yang
memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki
manusia atau makhluk hidup lainnya. Degradasi moral/penurunan karakter remaja,
karena pengaruh Hp dapat kita temukan mulai dari kasus yang paling sederhana
seperti budaya mencontek dan copy paste yang mengikis karakter jujur dan
mandiri hingga hilangnya karakter malu di media sosial.
Remaja
menggunakan media sosial untuk eksistensi di dunia maya seperti penggunaan
aplikasi Tik-Tok, menggugah video atau foto-foto yang tidak memiliki
nilai-nilai pendidikan, menyebarkan fitnah, bahkan menggunakan media sosial
seperti facebook untuk ajang mencari pasangan, sehingga para remaja terkadang
lupa akan privasi diri mereka, serta segala aturan yang harusnya mereka
terapkan dalam menggunakan internet.
Selebgram
yang memperlihatkan kehidupan glamor dan hedonis yang menginspirasi dan
menciptakan mimpi semu bagi follower-nya. Ketika mereka tidak memiliki
kemampuan untuk mewujudkan mimpinya mereka akan mengambil jalan pintas. Sugar
Daddy dan sugar mommy adalah bentuk jalan pintas yang muncul akibat hilangnya
karakter malu, jujur dan pekerja keras
Selain
degradasi moral, penurunan kemampuan literasi juga merupakan sisi negatif dari
penggunaan gadget. Literasi mempunyai arti kemampuan memperoleh informasi dan
menggunakannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ada enam kemampuan literasi dasar yang harus dikuasai yaitu literasi baca
tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial
dan literasi sosial.
Siswa
yang memanfaatkan literasi digital tidak serta merta membuat mereka mampu
berliterasi dengan sempurna. Kemampuan membaca, memahami, dan mengkomunikasikan
sebuah wacana adalah hal yang tidak bisa begitu saja ditinggalkan. Begitu juga
dengan literasi numerasi, yaitu kemampuan yang sangat penting untuk
menganalisis Kecakapan literasi numerasi memberi kita kemampuan untuk
menganalisis informasi matematis.
Kemudian,
interpretasi analisis tersebut dapat kita gunakan untuk membuat prediksi,
memperhitungkan, maupun mengambil keputusan. Informasi yang didapatkan di
Internet terkadang hanya berupa potongan-potongan berita yang bisa saja hoax.
Dibutuhkan kecerdasan literasi untuk menyaring dan memilah informasi yang
benar.
Gadget
merupakan teknologi sekaligus gaya hidup yang saat ini tidak bisa ditinggalkan.
Namun benda kecil ini bisa mempengaruhi karakter, kecerdasan intelektual,
kecerdasan verbal / literasi, kecerdasan emosi dan perilaku remaja. Kecanduan
gadget bisa membahayakan penggunanya.
Dibutuhkan
kolaborasi dari orangtua, guru, dan lingkungan sekitar yang untuk mengarahkan,
mengawasi dan mendidik anak dan siswa agar mereka bisa menggunakan gadget
dengan bijak. (***)
Sumber : https://padek.jawapos.com/laman-guru/31/01/2023/gadget-tantangan-dalam-dunia-pendidikan/