Gobak Sodor Sebagai Permainan Tradisional Anak

Gobak Sodor Sebagai Permainan Tradisional Anak

 

Mengenang masa kecil di era tahun 90 ke bawah, pasti akan mengingat permainan Galasih atau Gobak Sodor dalam bahasa Jawa. Gobak Sodor adalah permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak dan remaja di perkampungan yang masih memiliki ruang terbuka atau lapangan. Permainan Gobak Sodor ini dimainkan oleh dua regu atau kelompok, masing memiliki 4 hingga 6  anggota.

Asiknya permainan Gobak Sodor dilakukan di tanah lapang atau ruang terbuka sehingga anak-anak leluasa bergerak. Lapangan yang akan digunakan dibagi menjadi 6 bagian dimana setiap garis di jaga sehingga kelompok yang bertujuan untuk melewati garis tersebut harus dihadang supaya lawan tidak dapat melewati garis tersebut, jika lawan terkenan sentuhan oleh penjaga garis maka mereka akan bergantian untuk menjaga garis.

Saat ini meski tidak banyak lagi ruang terbuka dan lapangan tersisa, namun permainan Gobak Sodor tetap dapat dilakukan. Di era pandemi ini cukup banyak kampung yang melakukan isolasi wilayahnya sehingga jalanan kampung lengang dan aman digunakan anak-anak bermain. Gobak Sodor yang dimainkan dengan banyak gerakan sehingga dapat mengembalikan kesegaran dan semangat dapat mengobati kepenatan anak-anak dalam belajar daring dan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah.

Gobak Sodor sebagai alternatif kegiatan bermain anak-anak dan remaja di masa pandemi selain untuk bersenang-senang juga memiliki manfaat diantaranya sebagai kegiatan berolahraga karena membutuhkan kecepatan dalam berlari sehingga memberikan kesegaran serta kesehatan untuk tubuh. Permainan ini juga memiliki filosofi yang berguna untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu kerbersamaan dan kerja keras serta mengajarkan untuk tidak cepat putus asa.

Permainan tradisional memiliki ciri khas dimainkan dengan interaksi bersama orang lain, sehingga mengenalkan permainan ini kepada generasi milenial khususnya menjadi penting. Permainan Gobak Sodor salah satunya yang menyenangkan dimainkan bersama-sama teman sebaya dapat mengurangi bahkan mencegah kecanduan generasi milenial terhadap gadget dalam waktu lama.

Dampak negatif terhadap kesehatan mata dan tubuh ketika memainkan gadget terlalu lama dapat dicegah dengan selingan memainkan permainan tradisional. Selain itu kecenderungan anti-sosial yang mungkin terjadi karena generasi milenial hanya menghabiskan waktu bersama gadget dapat dicegah dengan selingan permainan tradisional yang mengharuskan interaksi dengan teman di lingkungan tempat tinggalnya.

Sumber : https://pariwisata.jogjakota.go.id/detail/index/764